Menarik ketika Tahun Baru Islam. Tidak hanya di Indonesia, bahkan sebetulnya secara global dunia pun tidak terlalu dirasakan, kecuali adanya tanggal merah yang kemudian menjadi hari libur.
Apa yang berbeda sebetulnya antara Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah?
Ditilik dari sejarahnya, asal usul perayaan tahun baru Masehi dimulai sejak 4000 tahun lalu atau 2000 tahun sebelum Masehi. Perayaan tersebut dicetuskan oleh Bangsa Babilonia Kuno untuk menghormati kedatangan tahun baru. Mereka berpatokan pada penanggalan bulan pertama perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptika (vernal equinox). Sehingga perayaan tahun baru dimulai saat pergantian musim, tepatnya pertengahan bulan Maret.
Tradisi pergantian tahun baru Bangsa Babilonia kuno dilakukan dengan sejumlah ritual. Salah satunya melalui festival keagaman besar yang disebut Akitu. Festival ini diselenggarakan selama 11 hari dengan aktivitas yang berbeda-beda.
Bagi bangsa Babilonia, perayaan tahun baru merupakan bentuk penghargaan atas kemenangan Dewa Langit Marduk saat melawan Dewi Tiamat, Dewi laut yang jahat. Selama perayaan berlangsung, Raja Babilonia juga menerima mahkota sebagai simbol penobatan dari para dewa.
Masih berkaitan dengan asal usul perayaan tahun baru Masehi yang kini ditetapkan setiap tanggal 1 Januari. Berbeda dari tradisi Babilonia kuno, penetapan 1 Januari sebagai penanggalan tahun baru dikembangkan oleh bangsa Romawi Kuno. Keputusan ini ditetapkan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Caesar.
Sebelum ditetapkan pada 1 Januari, pendiri Roma bernama Romulus menetapkan penanggalan Masehi terdiri dari 10 bulan atau 304 hari. Kemudian di abad ke-8 sebelum Masehi, Numa Pompilius menambah dua bulan baru dalam penanggalan Masehi, yaitu Januarius dan Februarius.
Setelah berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika, barulah Julius Caesar menyempurnakan penanggalan Masehi. Ia mencetuskan Janus sebagai bulan pertama pada kalender Romawi. Nama itu terinspirasi dari dewa Romawi dua muka yang memiliki kemampuan melihat masa lalu dan masa depan.
Sebagai penghormatan pada Dewa Janus, maka 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama di tahun baru. Saat itu, bangsa Romawi merayakan tahun baru dengan menawarkan persembahan pada dewa, menghadiri pesta tahun baru, mendekorasi rumah, dan bertukar hadiah.
Beralih ke Eropa Barat abad ke – 8, ada sedikit modifikasi pada kalender Masehi versi Julius Caesar yang berganti nama menjadi Kalender Gregorian. Nama tersebut berasal dari nama Paus Gregorius XIII, pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, yang menyetujui 1 Januari sebagai pergantian tahun baru pada tahun 1582.
Sejak saat itu, sebelum pergantian tahun pada 1 Januari, di tanggal 31 Desember malam akan dilakukan tradisi pergantian tahun yang meriah, biasanya berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Tradisi malam tahun baru inilah yang masih bertahan hingga saat ini.
Lalu bagaimana dengan Tahun Baru Hijriyah?
Tahun baru hijriyah lebih dikenal dengan Tahun Baru Islam.
Sejarah penetapan awal tahun baru Islam atau awal penanggalan hijriyah adalah merujuk pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah. Peristiwa itu merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 622 Masehi. Dan, hari itu ditetapkan sebagai hari pertama dalam penanggalan hijriyah atau kalender Islam yakni 1 Muharam 1 Hijriyah.
Adapun sejarah penetapan awal penanggalan kalender hijriyah yang menjadi awal tahun hijriyah adalah tidak lepas dari peran Khalifah Umar bin Khattab. Dilansir dari laman resmi Al Ain University, sejarah penentuan awal tahun baru Islam itu diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab dengan persetujuan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Penggunaan penanggalan hijriyah sebagai momen awal kalender Islam itu adalah dengan ditetapkannya tahun 622 Masehi (hijrahnya Nabi Muhammad SAW) sebagai tahun pertama kalender hijriyah. Kala itu adalah tahun ke-17 setelah peristiwa hijrah atau 3-4 tahun saat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab (Sumber : www.Muhammadiyah.or.id)
Lalu apa yang menjadi Perbedaan dan Persamaan dari kedua Perayaan ini?
Persamaannya terletak dari asal mula ditetapkannya perayaan tersebut. Pergantian Tahun Masehi berawal dari bentuk kebahagiaan atas kemenangan melawan Dewa yang dianggap jahat. Begitupun dengan pergantian Tahun Hijriyah, merupakan momen bahagia dimana Nabi Muhammad SAW telah melakukan hijrah (pindah) dari Kota Mekah ke Kota Madinah.
Perayaan keduanya adalah berharap untuk penghidupan yang lebih baik. Sedangkan perbedaannya, terletak pada pembawa sejarahnya saja.
Kalau menurut kamu apa persamaan dan perbedaan antara Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah?
Komentar
Posting Komentar