Langsung ke konten utama

Selamat Tahun Baru Islam 1445H

Sumber : google.com


Tahun Baru identik dengan perayaan. Biasanya jauh sebelum pergantian tahun bahkan, tidak sedikit orang yang menyisihkan uang, tanggal, rencana agar pergantian tahun dapat dirasa berbeda dari hari-hari biasanya. 

Menarik ketika Tahun Baru Islam. Tidak hanya di Indonesia, bahkan sebetulnya secara global dunia pun tidak terlalu dirasakan, kecuali adanya tanggal merah yang kemudian menjadi hari libur. 

Apa yang berbeda sebetulnya antara Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah? 

Ditilik dari sejarahnya, asal usul perayaan tahun baru Masehi dimulai sejak 4000 tahun lalu atau 2000 tahun sebelum Masehi. Perayaan tersebut dicetuskan oleh Bangsa Babilonia Kuno untuk menghormati kedatangan tahun baru. Mereka berpatokan pada penanggalan bulan pertama perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptika (vernal equinox). Sehingga perayaan tahun baru dimulai saat pergantian musim, tepatnya pertengahan bulan Maret.

Tradisi pergantian tahun baru Bangsa Babilonia kuno dilakukan dengan sejumlah ritual. Salah satunya melalui festival keagaman besar yang disebut Akitu. Festival ini diselenggarakan selama 11 hari dengan aktivitas yang berbeda-beda.

Bagi bangsa Babilonia, perayaan tahun baru merupakan bentuk penghargaan atas kemenangan Dewa Langit Marduk saat melawan Dewi Tiamat, Dewi laut yang jahat. Selama perayaan berlangsung, Raja Babilonia juga menerima mahkota sebagai simbol penobatan dari para dewa.

Masih berkaitan dengan asal usul perayaan tahun baru Masehi yang kini ditetapkan setiap tanggal 1 Januari. Berbeda dari tradisi Babilonia kuno, penetapan 1 Januari sebagai penanggalan tahun baru dikembangkan oleh bangsa Romawi Kuno. Keputusan ini ditetapkan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Caesar.

Sebelum ditetapkan pada 1 Januari, pendiri Roma bernama Romulus menetapkan penanggalan Masehi terdiri dari 10 bulan atau 304 hari. Kemudian di abad ke-8 sebelum Masehi, Numa Pompilius menambah dua bulan baru dalam penanggalan Masehi, yaitu Januarius dan Februarius.

Setelah berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika, barulah Julius Caesar menyempurnakan penanggalan Masehi. Ia mencetuskan Janus sebagai bulan pertama pada kalender Romawi. Nama itu terinspirasi dari dewa Romawi dua muka yang memiliki kemampuan melihat masa lalu dan masa depan.   

Sebagai penghormatan pada Dewa Janus, maka 1 Januari ditetapkan sebagai hari pertama di tahun baru. Saat itu, bangsa Romawi merayakan tahun baru dengan menawarkan persembahan pada dewa, menghadiri pesta tahun baru, mendekorasi rumah, dan bertukar hadiah.  

Beralih ke Eropa Barat abad ke – 8, ada sedikit modifikasi pada kalender Masehi versi Julius Caesar yang berganti nama menjadi Kalender Gregorian. Nama tersebut berasal dari nama Paus Gregorius XIII, pemimpin tertinggi umat Katolik di Vatikan, yang menyetujui 1 Januari sebagai pergantian tahun baru pada tahun 1582.

Sejak saat itu, sebelum pergantian tahun pada 1 Januari, di tanggal 31 Desember malam akan dilakukan tradisi pergantian tahun yang meriah, biasanya berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Tradisi malam tahun baru inilah yang masih bertahan hingga saat ini.   

Lalu bagaimana dengan Tahun Baru Hijriyah?

Tahun baru hijriyah lebih dikenal dengan Tahun Baru Islam. 

Sejarah penetapan awal tahun baru Islam atau awal penanggalan hijriyah adalah merujuk pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah. Peristiwa itu merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 622 Masehi. Dan, hari itu ditetapkan sebagai hari pertama dalam penanggalan hijriyah atau kalender Islam yakni 1 Muharam 1 Hijriyah.

Adapun sejarah penetapan awal penanggalan kalender hijriyah yang menjadi awal tahun hijriyah adalah tidak lepas dari peran Khalifah Umar bin Khattab. Dilansir dari laman resmi Al Ain University, sejarah penentuan awal tahun baru Islam itu diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab dengan persetujuan Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Penggunaan penanggalan hijriyah sebagai momen awal kalender Islam itu adalah dengan ditetapkannya tahun 622 Masehi (hijrahnya Nabi Muhammad SAW) sebagai tahun pertama kalender hijriyah. Kala itu adalah tahun ke-17 setelah peristiwa hijrah atau 3-4 tahun saat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab (Sumber : www.Muhammadiyah.or.id)

Lalu apa yang menjadi Perbedaan dan Persamaan dari kedua Perayaan ini?

Persamaannya terletak dari asal mula ditetapkannya perayaan tersebut. Pergantian Tahun Masehi berawal dari bentuk kebahagiaan atas kemenangan melawan Dewa yang dianggap jahat. Begitupun dengan pergantian Tahun Hijriyah, merupakan momen bahagia dimana Nabi Muhammad SAW telah melakukan hijrah (pindah) dari Kota Mekah ke Kota Madinah.

Perayaan keduanya adalah berharap untuk penghidupan yang lebih baik. Sedangkan perbedaannya, terletak pada pembawa sejarahnya saja.

Kalau menurut kamu apa persamaan dan perbedaan antara Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Festival Tabut Bengkulu Bentuk Eksistensi Budaya Daerah

Sumber : www.instagram.com/disparprov.bengkulu      Dampak globalisasi adalah adanya perubahan budaya diberbagai sisi kehidupan. Masyarakat dituntut untuk menjadi masyarakat yang lebih open minded atas arus budaya, ekonomi, sosial, teknologi. Terbukanya sistem informasi memuculkan sebuah kondisi yang gamang atas budaya-budaya tradisional di Indonesia. Begitu pula di Bengkulu. Ditengah gempuran gaya K -pop ala Korea , free style life ala Eropa , Festival Tabut masih bisa unjuk diri sebagai bentuk eksistensi diri.  Festival Tabut Bengkulu menggambungkan beberapa unsur, diantaranya agama, budaya, seni dan pariwisata. Festival ini berpatokan pada penanggalan di tahun Islam yaitu 1-10 Muharram.  Sejarah Singkat Tabut Bengkulu Menilik sejarah, awalnya Tabut dilakukan konon untuk mengenang peristiwa tewasnya cucu Nabi Muhammad SAW Husain dalam pertempuran di Padang Karbala Irak tahun 61H (680M) dan hanya dilaksanakan oleh penganut Islam Syi'ah.  Kata Tabut salam bahasa Arab adalah at Tabu

Berani Hadapi Dunia Baru dengan Skill Academy

Keadaan ekonomi, kondisi pandemi saat ini sebetulnya bukan menjadi alasan besar menurunnya kualitas hidup seseorang, atau alasan sulitnya menjalani kehidupan sehari-hari. Kesulitan yang sebenarnya justru muncul ketika kita tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Sehingga kita mengalami shock ketika menemukan kondisi baru, misalnya menghadapi penurunan pendapatan penjualan pada usaha milik sendiri, atau pemutusan hubungan kerja dari perusahaan atau tempat kita bekerja.     Semua manusia dilahirkan pasti memiliki kelebihan meskipun satu orang dengan orang lain tidak bisa disamakan. Potensi yang berbeda ini ada, tanpa harus memandang ras, latar belakang keluarga atau pun tingkat ekonomi.   Maka tugas yang harus dilakukan sebenarnya adalah menggali potensi dan meminimalisir kekurangan dalam diri sendiri. Salah satu solusi yang ditawarkan hari ini adalah pelatihan Skill Academy by Ruang Guru. Pelatihan ini dilakukan secara online, sehingga kamu bisa menyimak dengan baik k

Keluarga dan Oreo 110th Birthday Celebration

Sumber : Koleksi Pribadi    Setelah November 2020 lalu, bagi kami waktu bersama terasa lebih sangaatttt penting dari apapun. Kami punya cerita sendiri, tentang bagaimana rahasia kehidupan di dunia ini. Betul sekali tentang umur adalah rahasia Nya.    Semenjak kepergian Bunda, gelar sebagai anak tertua membuat saya berusaha mengumpulkan adik-adik sesering mungkin, disetiap hari libur disetiap waktu yang bisa digunakan untuk bertemu. Salah satunya adalah, momen Ulang Tahun. Sekarang kami merasa Ulang Tahun adalah waktu spesial untuk berkumpul, waktu spesial untuk berkeinginan, waktu spesial untuk berbagi kebahagian. Meskipun sebetulnya sejak kecil, Ulang Tahun adalah salah satu waktu yg ditunggu sekedar meminta boneka atau baju baru.    Biasanya kami merancang waktu berkumpul beberapa hari sebelumnya, menyesuaikan dengan jadwal masing-masing anggota keluarga, berharap agar di hari H semua anggota keluarga bisa hadir. Meskipun anggota keluarga pun sudah melingkari tanggal-tanggal lahir ma