Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
terutama negara-negara yang sedang berkembang. Menurut laporan dari WHO Global
Report tahun 2018, saat ini Indonesia menempati urutan ke-3 terbesar di dunia
sebagai penyumbang penderita TB setelah Negara India dan China. Sesuai dengan Strategi Nasional (STRANAS) TB tahun 2015, visi umumnya
adalah: “Indonesia bebas Tuberkulosis dengan tujuan “tidak ada kematian,
penyakit dan penderitaan yang disebabkan oleh Tuberkulosis.” Tujuan utama
STRANAS adalah mengakhiri epidemic Tuberkulosis di Indonesia. STRANAS
menetapkan tiga target untuk dicapai pada akhir tahun 2019, yaitu 30% penurunan
angka kematian yang disebabkan oleh TB dibandingkan angka pada tahun 2014; 15%
penurunan insidens dibandingkan pada tahun 2014 dengan mempercepat penurunan
perkiraan insiden dari 1% pertahun menjadi 4% pertahun mulai tahun 2017 dan
seterusnya, dan meningkatkan akses pada Jaminan kesehatan universal dan
perlindungan sosial sehingga pada tahun 2019 tidak ada pasien TB maupun keluarganya
yang harus mengeluarkan biaya “musibah/bencana” akibat pengobatan TB.
Paragraf diatas adalah sebuah rencana pemerintah untuk meng-eliminasi Tuberkulosis. Namun faktanya, Tuberkulosis masih sangat sulit ditangani. Beberapa hal yang menjadi penyebab : 1) Stigma negatif di masyarakat yang masih menganggap bahwa TBC adalah penyakit yang harus dijauhi. 2) TBC merupakan penyakit keturunan. 3) TBC adalah kutukan, atau kiriman atau racun terbang. 4) TBC tidak bisa disembuhkan, 5) Pengobatannya mahal
Padahal itu semua tidak benar. Pengobatan TBC gratisssssssss!!!! asalkan Anda benar-benar menggunakan obat paket yang telah disediakan pemerintah. TBC bukan penyakit kutukan. kiriman atau racun terbang, apalagi penyakit keturunan. TBC bisa disembuhkan dan bisa tidak menularkan, jika seluruh elemen masyarakat memahami cara penanganan dan pengobatannya.
Untuk pertama kali, sekarang yang harus diketahui adalah tanda dan gejala TBC.
Gejala Utama :
1. Batuk lebih dari 2 minggu
Gejala Tambahan :
1. Batuk berdarah
2. Demam meriang berkelanjutan
3. Berat Badan menurun
4. Berkeringat malam hari walau tidak beraktifitas
5. Nafsu makan berkurang
Selain itu perlu di waspadai pada beberapa kelompok rentan berikut :
1. Lansia
2. Ibu Hamil
3. BALITA
4. Perokok Aktif
5. Orang yang pernah berobat TBC tidak tuntas
6. Penderita DM (Diabetes Militus)
Soooo.... mulai kenali lingkungan sekitar dan berusahalah untuk lebih peduli ya. Karena penyebaran TBC jauh lebih cepat dibandingkan HIV. Tapi TBC bisa disembuhkan, tanpa harus minum obat sepanjang hidup. Hal kecil yang bisa kita lakukan setelah membaca artikel ini adalah ;
Menjalankan etika batuk. Jika batuk :
1. Gunakan masker, atau
2. Gunakan lengan dalam untuk menutup saat batuk, atau
3. Gunakan tissue atau saputangan untuk menutup hidung dan mulut saat batuk
4. Buang tissue yang sudah digunakan, cuci saputangan yang digunakan, dan cuci tangan.
Bersama kita bisa!!!!!!!!!
Paragraf diatas adalah sebuah rencana pemerintah untuk meng-eliminasi Tuberkulosis. Namun faktanya, Tuberkulosis masih sangat sulit ditangani. Beberapa hal yang menjadi penyebab : 1) Stigma negatif di masyarakat yang masih menganggap bahwa TBC adalah penyakit yang harus dijauhi. 2) TBC merupakan penyakit keturunan. 3) TBC adalah kutukan, atau kiriman atau racun terbang. 4) TBC tidak bisa disembuhkan, 5) Pengobatannya mahal
Padahal itu semua tidak benar. Pengobatan TBC gratisssssssss!!!! asalkan Anda benar-benar menggunakan obat paket yang telah disediakan pemerintah. TBC bukan penyakit kutukan. kiriman atau racun terbang, apalagi penyakit keturunan. TBC bisa disembuhkan dan bisa tidak menularkan, jika seluruh elemen masyarakat memahami cara penanganan dan pengobatannya.
Untuk pertama kali, sekarang yang harus diketahui adalah tanda dan gejala TBC.
Gejala Utama :
1. Batuk lebih dari 2 minggu
Gejala Tambahan :
1. Batuk berdarah
2. Demam meriang berkelanjutan
3. Berat Badan menurun
4. Berkeringat malam hari walau tidak beraktifitas
5. Nafsu makan berkurang
Selain itu perlu di waspadai pada beberapa kelompok rentan berikut :
1. Lansia
2. Ibu Hamil
3. BALITA
4. Perokok Aktif
5. Orang yang pernah berobat TBC tidak tuntas
6. Penderita DM (Diabetes Militus)
Soooo.... mulai kenali lingkungan sekitar dan berusahalah untuk lebih peduli ya. Karena penyebaran TBC jauh lebih cepat dibandingkan HIV. Tapi TBC bisa disembuhkan, tanpa harus minum obat sepanjang hidup. Hal kecil yang bisa kita lakukan setelah membaca artikel ini adalah ;
Menjalankan etika batuk. Jika batuk :
1. Gunakan masker, atau
2. Gunakan lengan dalam untuk menutup saat batuk, atau
3. Gunakan tissue atau saputangan untuk menutup hidung dan mulut saat batuk
4. Buang tissue yang sudah digunakan, cuci saputangan yang digunakan, dan cuci tangan.
Bersama kita bisa!!!!!!!!!
Dulu kenalnya TBC aja , belum lama jg tau kalo ada namanya tuberkolosis. hehe
BalasHapusPenanganan nya memang harus tepat ya
Makasih infonya da
Semoga kita lebih waspada terhadap TBC, secara penularan nya juga perlu dihindari
BalasHapusJdi ingat dlu di asrama pernah ada adek yg dikira mengidap penyakit TBC . Tapi pas di cek ternyata enggak. Alhamdulillah.. Karena khawatir kan. Apalg pnyakit ini jga menular.
BalasHapusDari gejala kukira dulu papa kena TBC.
BalasHapusTernyata alhamdulillah bukan.
Pengetahuan tentang tbc sangat diperlukan